Bisnis Apotek: 3 Standar Pelayanan Kefarmasian
Valhalla VintageVerb VST Crack
MedMinutes.io Entrepreneurship Series kali ini akan membahas mengenai pelayanan kefarmasian di apotek.
Pada zaman sekarang ini jika Anda melihat tren utama dalam pelayanan farmasi, dapat disimpulkan bahwa jumlah pelayanan yang berpusat pada pasien telah meningkat.
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Berdasarkan kerangka kerja Donabedian, pelayanan kefarmasian profesional menggabungkan konsep struktur organisasi, indikator proses, dan ukuran hasil. Definisi tersebut akan membantu di banyak bidang termasuk pengakuan atas berbagai layanan yang diberikan oleh apotek dan memfasilitasi identifikasi indikator pelaksanaan layanan kefarmasian profesional dan penyediaan yang berkelanjutan.
Pelayanan kefarmasian sendiri memiliki tujuan utama yaitu:
- Kualitas perawatan yang lebih baik
- Hasil kesehatan yang lebih baik
- Biaya pengelolaan obat-obatan yang lebih rendah
Pelayanan Inti Kefarmasian di Apotek
Pelayanan inti dari kefarmasian adalah:
1. Dispensing (termasuk dispensing berulang dan perawatan di rumah).
Dispensing adalah proses pemberian obat yang menyangkut kegiatan penyiapan dan penyerahan obat kepada pasien berdasarkan resep yang ditulis oleh dokter.
2. Peracikan Obat
Penyediaan obat yang dibutuhkan oleh pasien secara individu yang dibuat di apotek atau sarana kesehatan karena terbatasnya sediaan obat yang ada. Bangunan, fasilitas dan peralatan yang mendukung dapat menentukan kualitas sediaan obat racikan.
3. Perawatan Darurat
Proses pelayanan obat-obatan terhadap pasien yang membutuhkan obat di saat darurat, termasuk kontrasepsi darurat dan manajemen penyakit ringan.
4. Pengelolaan Obat
Pengemasan unit dosis, pelayanan obat baru, dan review penggunaan obat
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai
Pengelolaan persediaan dari obat-obatan habis pakai harus dilaksanakan secara terstruktur, serta menggunakan proses yang efektif untuk menjamin kendali mutu dan kendali biaya.
Baca Juga: Jangan Sampai Salah dalam Pengelolaan, Ketahui 7 Tips Supply Chain Management di Apotek Anda
Pengelolaan persediaan obat-obatan di apotek meliputi beberapa tahapan, di antaranya:
1. Perencanaan
Perencanaan persediaan obat-obatan di apotek berfungsi untuk memprediksi kebutuhan persediaan obat untuk jangka waktu tertentu.
2. Pengadaan
Pengadaan merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui. Pengadaan obat-obatan di apotek biasanya dilakukan melalui pembelian/pemesanan yang dilakukan melalui jalur resmi sesuai dengan peraturan perundang-undangan medis.
3. Penerimaan
Penerimaan merupakan kegiatan untuk memastikan kesesuaian kedatangan barang dengan surat pesanan di antaranya kesesuaian jenis obat maupun jumlah yang dipesan. Penerimaan merupakan kegiatan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan kondisi fisik yang diterima.
4. Penyimpanan
Tata cara dan pengelolaan penyimpanan obat secara tepat penting untuk dilakukan karena obat merupakan salah satu faktor terpenting dalam pelayanan kesehatan.
5. Pemusnahan
Obat yang kedaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk sediaan. Pemusnahan juga dapat dilakukan terhadap resep obat yang telah disimpan melebihi jangka waktu lima tahun.
6. Pengendalian
Pengendalian stok obat-obatan dilakukan menggunakan kartu stok yang memuat nama obat, tanggal kedaluwarsa, jumlah pemasukan, jumlah pengeluaran, dan sisa persediaan. Pengendalian ini bertujuan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai pelayanan agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan stok.
7. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan dilakukan untuk mengetahui data obat yang masuk dan keluar dalam periode waktu tertentu, sedangkan pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan.
Alur Penerimaan Barang di Apotek
- Obat diterima dari PBF beserta faktur
- Pengecekan pesanan (SP)dan obat yang datang
- Pengecekan ED, jumlah, jenis, dan kondisi fisik obat yang datang
- Menuliskan di catatan stok obat-obatan di apotek
Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Baca Juga: 3 Standar Baru Dalam Kegiatan Usaha Apotek sesuai Permenkes No 14 Tahun 2021
Standar Pelayanan Kefarmasian di apotek menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1027/MENKES/SK/IX/2004 adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan sumber daya
Sesuai ketentuan perundangan yang berlaku apotek harus dikelola oleh seorang apoteker yang profesional. Dalam pengelolaan apoteker senantiasa harus memiliki kemampuan menyediakan dan memberikan pelayanan yang baik, mengambil keputusan yang tepat, kemampuan berkomunikasi antar profesi, menempatkan diri sebagai pimpinan dalam situasi multidisipliner, kemampuan mengelola SDM secara efektif, selalu belajar sepanjang karier, dan membantu memberi pendidikan dan memberi peluang untuk meningkatkan pengetahuan (Kemenkes RI. No 1027/2004).
2. Sarana dan prasarana
Apotek berlokasi pada daerah yang dengan mudah dikenali oleh masyarakat. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas tertulis kata apotek. Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh anggota masyarakat. Pelayanan produk kefarmasian diberikan pada tempat yang terpisah dari aktivitas pelayanan dan penjualan produk lainnya, hal ini berguna untuk menunjukan integritas dan kualitas produk serta mengurangi risiko kesalahan penyerahan. Masyarakat harus diberi akses secara langsung dan mudah oleh apoteker untuk memperoleh informasi dan konseling. Lingkungan apotek harus dijaga kebersihannya. Apotek harus bebas dari hewan pengerat, serangga atau pest. Apotek memiliki suplai listrik yang konstan, terutama untuk lemari pendingin.
Pelayanan oleh Apoteker di Apotek
Agar pelayanan apotek dapat berjalan dengan profesional, maka layanan dari apoteker harus melibatkan pengetahuan dari apoteker atau praktisi kesehatan lainnya. Pelayanan akan berjalan optimal bahwa pengetahuan kesehatan khusus diterapkan menggunakan pendekatan berbasis bukti dan menjadi bagian integral dari proses perawatan yang diberikan.
Apoteker adalah spesialis pengobatan, tetapi mereka juga memiliki pengetahuan kesehatan yang luas dan banyak apoteker sekarang mengkhususkan diri di bidang yang kurang tradisional. Misalnya, kunci utama dalam praktik kefarmasian yang baik adalah untuk mengidentifikasi dan mengelola masalah yang berhubungan dengan kesehatan.
Proses Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Baca Juga: Jangan Sampai Salah, Yuk Belajar Cara Memulai Bisnis Apotek di Sini
Aspek inti dari pelayanan kefarmasian yang profesional adalah mengoptimalkan proses perawatan. Proses perawatan medis setidaknya terdiri dari dua hal utama, yaitu penyedia dan klien, yang ada dalam bentuk partisipasi layanan untuk menghasilkan kesehatan.
Proses dari pelayanan kefarmasian sendiri memiliki 3 komponen utama:
- Identifikasi kebutuhan (termasuk pencegahan), penggunaan layanan dan modifikasi kebutuhan pasien.
- Klien (termasuk pasien, wali dan pihak ketiga), dimana yang mereka butuhkan adalah pengakuan kebutuhan, keputusan untuk mencari perawatan, proses mencari perawatan dan asumsi peran dari penyakit untuk mempertahankan perawatan.
- Perilaku penyedia (termasuk berhubungan dengan layanan kesehatan lainnya profesional) termasuk pengakuan kebutuhan, dan diagnostik dan pengambilan keputusan dalam hal dari modifikasi kebutuhan.
Tujuannya adalah untuk memanfaatkan pelayanan kefarmasian profesional secara efektif dengan menyesuaikan salah satu perilaku atau komponen dalam proses.
Evaluasi Mutu Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Evaluasi dari mutu pelayanan kefarmasian apotek penting untuk dua hal berikut ini:
- Kesesuaian proses terhadap Standard Operating Procedure (SOP) yang berlaku di apotek
- Efektivitas dan efisiensi dari proses pelayanan kefarmasian yang ada
Lalu bagaimana evaluasi berjalan? Ada empat indikator utama untuk memastikan bahwa evaluasi mutu pelayanan kefarmasian dapat berjalan sebagaimana mestinya:
- Pelayanan farmasi diusahakan agar zero defect, dimana zero defect merupakan konsep dalam industri yang menghendaki tidak adanya defect atau cacat produk dalam setiap proses produksi dari medication error
- Standard Operating Procedure (SOP) untuk menjamin mutu pelayanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
- Lama waktu pelayanan resep antara 15 hingga 30 menit agar waktu tunggu pasien tidak terbuang begitu lama
- Hasil dari pelayanan kefarmasian berupa kesembuhan penyakit pasien, pengurangan atau hilangnya gejala penyakit, pencegahan terhadap penyakit atau gejala, dan memperlambat perkembangan penyakit di tubuh pasien.
Apa Itu MedMinutes.io?
MedMinutes.io merupakan aplikasi apotek online Indonesia terintegrasi yang siap hadir untuk mengatur operasional rumah sakit, klinik, ataupun apotek. Mulai dari memperbarui stok obat-obatan dan alat kesehatan, mengirim permintaan laboratorium, memperbarui status pasien, serta masih banyak lagi keunggulan yang menunjang pelayanan fasilitas kesehatan Anda. Anda dapat mempelajari lebih lanjut fitur-fitur MedMinutes.io di sini